Tak Hanya Sebagai Dekorasi, Yuk Intip Filosofi Lampion

By:
No Comments

Seringkali menghiasi berbagai perayaan, lampion yang biasa ditemukan ternyata tak hanya sekedar sebagai hiasan semata. Ternyata pendar cahaya yang dihasilkannya, mampu menjadi penerangan tambahan pada suatu acara yang dilaksanakan di malam hari. Kehadiran lentera di berbagi perayaan, dipercaya mampu menghidupkan suasana agar menjadi lebih menarik. Penasaran dengan filosifi si penerangan cantik satu ini? Simak ulasan berikut.

Berasal dari Kebudayaan Tiongkok
Pada mulanya, jenis penerangan berasal dari Tiongkok, yang kemudian berakulturasi dengan budaya Indonesia dengan sangat baik. Pengabungan dari kedua budaya inilah, yang kemudian menghasilkan budaya baru yang hingga kini masih dilakukan. Sehingga tidak perlu heran ketika lampu lilin ini dapat ditemui dengan mudah, meski masyarakat tidak sedang merayakan hari raya Imlek ataupun perayaan khas Tiongkok lainnya.
Meski identik dengan perayaan kebudayaan orang Tionghoa, kian tahun lentera mulai mengalami inovasi dengan beragam bentuk dan warna. Ada kalanya, anda bisa menemukan lampu lilin tersebut tengah menghiasi berbagai perayaan tradisional tanah air. Justru disitulah letak keunikannya, dari adanya penggabungan dua budaya yang berbeda tersebut.
Siapa sangka bila dahulunya, lampion hanya digunakan sebagai penerangan ketika sedang mengawal kerajaan melakukan roda malam. Seiring perjalanannya waktu, lentera pun identik dengan adanya perayaan tahun baru China. Perubahan tersebut diawali oleh Kaisar Han Midi, yang menemukan biksu tengah menyalakan lentera di beberapa kuil. Tak sembarang menyalakan lentera, sang biksu tersebut melakukannya sebagai bentuk penghormatan kepada Buddha. Seakan terispirasi oleh sang biksu, Kaisar pun memerintahkan seluruh masyarakatnya untuk menyalakan lentera di setiap bangunan yang ada. Entah itu istana ataupun hunian pribadi, masyarakat Tiongkok pun menuruti perintah sang Kaisar yang hingga kini lebih dikenal sebagai festival lentera. Ketika festival dilakukan, langit malam terlihat lebih berwarna dan begitu meriah dengan adanya pendar cahaya dari lentera.
Budaya untuk memeriakan perayaan ini terus meluas, sehingga tak hanya sebatas ornamen yang digunakan saat hari besar China. Siapa sangka jika budaya untuk menyalakan lentera sebagai penghormatan kepada Buddha, kemudian diadaptasi untuk merayakan beberapa perayaan lain di seluruh dunia. Meski beberapa perayaan menggunakan lentera, perayaan tahun baru China menggunakan lentera khas sebagai pembedanya.

Fungsi Lentera yang Semakin Kompleks
Sebelum menjual lampionnya, sang pengrajin harus membuat sebuah kerangkanya tersebih dahulu. Umumnya mereka menggunakan bambu atau kayu, sebagai bahan utama pembuatan kerangka awal lentera. Dimana bentuk kerangka yang dibuat, akan mempengaruhi hasil akhirnya. Setidaknya ada dua bentuk kerangka yang paling banyak digunakan, yaitu berbentuk bulat dan persegi.
Kerangka yang siap digunakan, akan dibalut dengan kertas minyak berwarna merah. Masyarakat China memilih warna merah, karena mereka mempercayai bila warna tersebut bisa menjadi simbol pengharapan akan masa depan yang akan datang agar dipenuhi dengan kebahagiaan hingga mendapatkan keberuntungan lebih. Dengan kepercayaan tersebut, tidak mengherankan bila berbagai ornamen perayaan China didominasi oleh warna merah.
Pernahkah anda terfikirkan bila, lentera yang dipasang di depan rumah miliki maksud tersendiri ? Ya, masyarakat China mempercayai bila pemasangan lentera di teras rumah bisa menghindari pemilik rumah dari kejahatan. Dengan kepercayaan tersebut, tidak mengherankan bila setiap huniannya ditemukan sang lentera berwarna merah yang khas ini.
Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan pun semakin beragam bentuknya. Demi mencukupi kebutuhan para konsumennya, pengrajin pun membuat inovasi lentera dengan menghadirkan berbagai bentuk hingga warna yang lebih bervariasi. Kini tak lagi sebagai ornamen suatu acara, para penjual lampion mendapatkan orderan untuk menempatkan si lentera di berbagai ruang publik. Contohnya saja ketika mengunjungi ruang
publik seperti alun alun, kemungkinan anda bisa melihat aneka lentera dengan ukuran jumbo berbentuk karakter tertentu.
Ternyata keindahan dari pendar cahayanya, membuat para pebisnis yang bergelut di bidang wisata memanfaatkannya sebagai peluang yang menggiurkan. Bagaimana tidak ? Melihat kebiasaan masyarakat yang ingin mengabadikan berbagai momen, para pebisnis pun berlomba lomba membuka tempat wisata baru yang menyediakan berbagai spot foto serta ornamen berupa lentera dengan berbagai karakter.
Karena bentuknya lebih besar, para pengrajin pun menggunakan besi sebagai bahan pembuatan rangka lenteranya. Milki daya tahan yang lebih awet, besi dianggap bisa dikenakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga pemandangan lentera dengan berbagai bentuk dan warna, kini tidak lagi asing terlihat. Sebab lentera berukuran besar ini, kerap kali digunakan sebagai ornamen di hunian saat melakukan perayaan tertentu.

Perkembangan Desain Lentera di Seluruh Dunia
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa, kerajinan satu ini berawal dari kebudayaan masyarakat Tiongkok untuk menghormati Buddha. Masyarakat juga biasa menggunakannya sebagai alat penerangan, ketika diharuskan perg berdagang di malam hari. Sebelum adanya listrik, masyarakat Tiongkok pun menggunakan si penerangan cantik ini sebagai penerangan setiap jalan di desa. Biasanya mereka akan menggantungkannya di tiang tiang, dan dinyalakan secara serempak. Ada perbedaan antara lentera untuk penerangan jalan desa dengan lentera yang digunakan oleh para penghuni kerajaan. Dimana letak perbedaannya ? Lentera milik kerajana kaisar miliki bentuk oval berukuran cukup besar dan berwarna merah. Selain itu, lentera milik kerajaan biasa dihiasi dengan rumabi benang berwarna keemasan, sehingga terlihat lebih elegan nan berkelas. Si lampu cantik ini kerapkali digunakan oleh warga sebagai bentuk upeti kepada pihak kerajaan.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat dunia pun mulai termotivasi untuk menghadirkan desain lampion berbeda daripada sebelumnya. Salah satu lentera terkenal setelah China yaitu datang dari Jepang yang dinamakan akari. Umumnya masyarakat Jepang akan menggunakannya, keitika mengadakan berbagai festival kebudayaan maupun acara keagamaan.
Siapa yang menyangka bila, lentera akari merupakan sebuah desain yang kemudian dipopulerkan oleh seorang pematung berkebangsaan Amerika bernama Isamu Noguchi. Pada saat itu, beliau membuat sebuah lentera gantung dengan tinggi mencapai 9.5 inchi dan dibuat menggunakan kertas beras sebagai bahan luar utama pembuatan lentera. Sedangkan untuk rangkanya, beliau menggunakan besi agar hasilnya lebih geometris.
Lambat laun, desain dari lentera ini pun semakin berkembang dan cukup diminati oleh pasar luar negeri. Sebab pada tahun 1950 an, beliau berkelana ke kota Gifu yang populer dikenal sebagai daerah penghasil lentera pertama di negeri sakura. Dari sanalah, beliau terus mengembangkan desainnya hingga berhasil dan terkenal hingga saat ini. Jezina Light, menjadi salah satu penerima jasa pembuatan lentera dengan kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hasil kayanya telah terdengar hingga ke negara tetangga, yang telah menerima konsumen dengan jumlah yang cukup luar biasa. Harga lampion yang ditawarkan pun tak akan membuat isi dompet kosong, sehingga tak perlu ragu untuk menggunakan jasa kami. Silahkan kunjungi website resmi kami di jezinaligt.com untuk mendapatkan info lebih lanjut.
Kesulitan menemukan jasa penyedia lentera dengan kualitas terbaik ? Tak ada salahnya untuk mempercayakannya kepada Jezina Light, yang menawarkan berbagai macam bentuk dan ukuran lentera sesuai dengan kebutuhan para konsumennya. Dapat disesuaikan dengan konsep acara yang diselenggarakan, acara pun dapat berlangsung lebih meriah dengan adanya tambahan dekorasi lentera cantik di beberapa sudutnya.

Your Thoughts